Kota Madiun, adalah sebuahkota di Provinsi Jawa Timur, Indonegia. Kota ini terletak 160 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 111 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI,
meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan
Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota
Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.
Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno
atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan
dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah
bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.
Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.
Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis
mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri
(Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak
pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan
di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.
Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di
Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo
Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di
Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling
masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.
Sejak masa Hindia-Belanda, Madiun adalah suatu geemente
yang berpemerintahan sendiri (swapraja) karena komunitas Belanda yang
bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diperintah oleh
Bupati (yang adalah orang Jawa). Sebagai suatu kota swapraja, Madiun
didirikan 20 Juni 1918, dengan dipimpin pertama kali oleh asisten
residen Madiun. Baru sejak 1927 dipimpin oleh seorang wali kota. Berikut
adalah wali kota Madiun sejak 1927:
- Mr. K. A. Schotman
- J.H. Boerstra
- Mr. L. van Dijk
- Mr. Ali Sastro Amidjojo
- Dr. Mr. R. M. Soebroto
- Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo
- Soedibjo
- R. Poerbo Sisworo
- Soepardi
- R. Mochamad
- R. M. Soediono
- R. Singgih
- R. Moentoro
- R. Moestadjab
- R. Roeslan Wongsokoesoemo
- R. Soepardi
- Soemadi
- Joebagjo
- R. Roekito, B.A.
- Drs. Imam Soenardji
- Achmad Dawaki, B.A.
- Drs. Marsoedi
- Drs. Masdra M. Jasin
- Drs. Bambang Pamoedjo
- Drs. H. Achmad Ali
- H.Kokok Raya, S.H., M.Hum
- H. Bambang Irianto, SH.MM
Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Musso di daerah Dungus, Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek.
0 komentar:
Posting Komentar